Nicky Sinten

Sabtu, 09 Mei 2015

Jumat, 13 Maret 2015

Pembantu Nikmat



Hari ini seperti biasa aku perhatikan istriku sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara aku masih berbaring. Istriku memang harus selalu berangkat pagi, tidak seperti pekerjaanku yang tidak mengharuskan berangkat pagi. Tidak lama kemudian aku perhatikan dia berkata sesuatu, pamitan, dan perlahan meninggalkan rumah. Sementara aku bersiap kembali untuk tidur, kembali kudengar suara orang mendekat ke arah pintu kamar. Tetapi langsung aku teringat pasti pembantu rumah tangga kami, Lia, yang memang mendapat perintah dari istriku untuk bersih-bersih rumah sepagi mungkin, sebelum mengerjakan yang lain.

Lia ini baru berumur 17 tahun, dengan tinggi badan yang termasuk pendek namun bentuk tubuhnya sintal. Aku hanya perhatikan hal tersebut selama ini, dan tidak pernah berfikir macam-macam sebelumnya. Tidak berapa lama dari suara langkah yang kudengar tadi, Lia pun mulai tampak di pintu masuk, setelah mengetuk dan meminta izin sebentar, ia pun masuk sambil membawa sapu tanpa menunggu izin dariku. Baru pagi ini aku perhatikan pembantuku ini, not bad at all.
Karena aku selalu tidur hanya dengan bercelana dalam, maka aku pikir akan ganggu dia. Dengan masih pura-pura tidur, aku menggeliat ke samping hingga selimutku pun tersingkap. Sehingga bagian bawahku sudah tidak tertutup apapun, sementara karena bangun tidur dan belum sempat ke WC, kemaluanku sudah mengeras sejak tadi. Dengan sedikit mengintip, Lia berkali-kali melirik kearah celana dalamku, yang didalamnya terdapat ‘Mr. Penny’ku yang sudah membesar dan mengeras. Namun aku perhatikan dia masih terus mengerjakan pekerjaannya sambil tidak menunjukkan perasaannya.
Setelah itu dia selesai dengan pekerjaannya dan keluar dari kamar tidur. Akupun bangun ke kamar mandi untuk buang air kecil. Seperti biasa aku lepas celana dalamku dan kupakai handuk lalu keluar mencari sesuatu untuk minum. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami. Sejenak terlintas untuk membuat Lia lebih dalam menguasai ‘pelajarannya’. Lalu aku berfikir, kira-kira topik apa yang akan aku pakai, karena selama ini aku jarang sekali bicara dengan dia.
Sambil aku perhatikan Lia yang sedang sibuk, aku mengingat-ingat yang pernah istriku katakan soal dia. Akhirnya aku ingat bahwa dia memiliki masalah bau badan. Dengan tersenyum gembira aku panggil dia dan kuminta untuk berhenti melakukan aktivitasnya sebentar. Lia pun mendekat dan mengambil posisi duduk di bawah. Duduknya sangat sopan, jadi tidak satupun celah untuk melihat ‘perangkatnya’. Aku mulai saja pembicaraanku dengannya, dengan menanyakan apakah benar dia mempunyai masalah BB. Dengan alasan tamu dan relasiku akan banyak yang datang aku memintannya untuk lebih perhatian dengan masalahnya.
Dia hanya mengiyakan permintaanku, dan mulai berani mengatakan satu dua hal. Semakin baik pikirku. Masih dengan topik yang sama, akupun mengajaknya ngobrol sejenak, dan mendapat respon yang baik. Sementara dudukku dengan sengaja aku buat seolah tanpa sengaja, sehingga ‘Mr. Penny’ku yang hanya tertutup handuk akan terlihat sepenuhnya oleh Lia. Aku perhatikan matanya berkali-kali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku, yang secara tidak sengaja mulai bangun. Lalu aku tanyakan apa boleh mencium BB-nya, sebuah pertanyaan yang cukup mengagetkannya, selain karena pertanyaan itu cukup berani, juga karena matanya yang sedang melirik ke ‘anu’ ku. Untuk menutupi rasa malunya, diapun hanya mengangguk membolehkan.
Aku minta dia untuk mendekat, dan dari jarak sekian centimeter, aku mencoba mencium BBnya. Akalku mulai berjalan, aku katakan tidak begitu jelas, maka dengan alasan pasti sumbernya dari ketiaknya, maka aku minta dia untuk menunjukkan ketiaknya. Sejenak dia terdiam, mungkin dipikirnya, apakah ini harus atau tidak. Aku kembali menyadarkannya dengan memintanya kembali memperlihatkan ketiaknya. Melihat tatapannya aku mengerti bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikerjakannya untuk memenuhi permintaanku. Maka aku dengan cepat menuntunnya agar dia tidak bingung akan apa yang harus dilakukan. Dan aku katakan, naikkan saja baju kaosnya sehingga aku dapat memeriksa ketiaknya, dan aku katakan jangan malu, toh tidak ada siapapun di rumah.
Perlahan diangkatnya baju kaosnya dan akupun bersorak gembira. Perlahan kulit putih mulusnya mulai terlihat, dan lalu dadanya yang cukup besar tertutup BH sempit pun mulai terlihat. ‘Mr. Penny’ku langsung membesar dan mengeras penuh. Setelah ketiaknya terlihat, akupun memberi perhatian, kudekatkan hidungku terlihat bulu ketiaknya cukup lebat. Setelah dekat aku hirup udara sekitar ketiak, baunya sangat merangsang, dan akupun semakin mendekatkan hidungku sehingga menyentuh bulu ketiaknya. Sedikit kaget, dia menjauh dan menurunkan bajunya. Lalu aku katakan bahwa dia harus memotong bulu ketiaknya jika ingin BBnya hilang. Dia mengangguk dan berjanji akan mencukurnya. Sejenak aku perhatikan wajahnya yang tampak beda, merah padam. Aku heran kenapa, setelah aku perhatikan seksama, matanya sesekali melirik ke arah ‘Mr. Penny’ku. Ya ampun, handukku tersingkap dan ‘Mr. Penny’ku yang membesar dan memanjang, terpampang jelas di depan matanya. Pasti tersingkap sewaktu dia kaget tadi.
Lalu kuminta Lia kembali mendekat, dan aku katakan bahwa ini wajar terjadi, karena aku sedang berdekatan dengan perempuan, apalagi sedang melihat yang berada di dalam bajunya. Dengan malu dia tertunduk. Lalu aku lanjutkan, entah pikiran dari mana, tiba-tiba aku memuji badannya, aku katakan bahwa badannya bagus dan putih. Aku juga mengatakan bahwa bibirnya bagus. Entah keberanian dari mana, aku bangun sambil memegang tangannya, dan memintanya berdiri berhadapan. Sejenak kami berpandangan, dan aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Kami berciuman cukup lama dan sangat merangsang. Aku perhatikan dia begitu bernafsu, mungkin sudah sejak tadi pagi dia terangsang.
Tanganku yang sudah sejak tadi berada di dadanya, kuarahkan menuju tangannya, dan menariknya menuju sofa. Kutidurkan Lia dan menindihnya dari pinggul ke bawah, sementara tanganku berusaha membuka bajunya. Beberapa saat nampaknya kesadaran Lia bangkit dan melakukan perlawanan, sehingga kuhentikan sambil membuka bajunya, dan aku kembali mencium bibirnya hingga lama sekali. Begitu Lia sudah kembali mendesah, perlahan tangan yang sejak tadi kugunakan untuk meremas dadanya, kuarahkan ke belakang untuk membuka kaitan BHnya. Hingga terpampanglah buah dadanya yang berukuran cukup besar dengan puting besar coklat muda.
Lumatan mulutku pada buah dadanya membuatnya sudah benar-benar terangsang, sehingga dengan mudah tanganku menuju ke arah ‘Veggy’nya yang masih bercelana dalam, sedang tanganku yang satunya membawa tangannya untuk memegang ‘Mr. Penny’ku. Secara otomatis tangannya meremas dan mulai naik turun pada ‘Mr. Penny’ku. Sementara aku sibuk menaikkan roknya hingga celana dalamnya terlihat seluruhnya. Dan dengan menyibakkan celana dalamnya, ‘Veggy’nya yang basah dan sempit itupun sudah menjadi mainan bagi jari-jariku. Namun tidak berapa lama, kurasakan pahanya menjepit tanganku, dan tangannya memegang tanganku agar tidak bergerak dan tidak meninggalkan ‘Veggy’nya. Kusadari Lia mengalami orgasme yang pertama
Setelah mereda, kupeluk erat badannya dan berusaha tetap merangsangnya, dan benar saja, bebrapa saat kemudian, nampak dirinya sudah kembali bergairah, hanya saja kali ini lebih berani. Lia membuka celana dalamnya sendiri, lalu berusaha mencari dan memegang ‘Mr. Penny’ku. Sementara secara bergantian bibir dan buah dadanya aku kulum. Dan dengan tanganku, ‘Veggy’nya kuelus-elus lagi mulai dari bulu-bulu halusnya, bibir ‘Veggy’nya, hingga ke dalam, dan daerah sekitar lubang pantatnya. Sensasinya pasti sungguh besar, sehingga tanpa sadar Lia menggelinjang-gelinjang keras. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, bibirku pindah menuju bibirnya, sementara ‘Mr. Penny’ku ku dekatkan ke bibir ‘Veggy’nya, ku elus-elus sebentar, lalu aku mulai selipkan pada bibir ‘Veggy’ pembantuku ini.
Sudah seperti layaknya suami dan istri, kami seakan lupa dengan segalanya, Lia bahkan mengerang minta ‘Mr. Penny’ku segera masuk. Karena basahnya ‘Veggy’ Lia, dengan mudah ‘Mr. Penny’ku masuk sedikit demi sedikit. Sebagai wanita yang baru pertama kali berhubungan badan, terasa sekali otot ‘Veggy’ Lia menegang dan mempersulit ‘Mr. Penny’ku untuk masuk. Dengan membuka pahanya lebih lebar dan mendiamkan sejenak ‘Mr. Penny’ku, terasa Lia agak rileks. Ketika itu, aku mulai memaju mundurkan ‘Mr. Penny’ku walau hanya bagian kepalanya saja. Namun sedikit demi sedikit ‘Mr. Penny’ku masuk dan akhirnya seluruh batangku masuk ke dalam ‘Veggy’nya. Setelah aku diamkan sejenak, aku mulai bergerak keluar dan masuk, dan sempat kulihat cairan berwarna merah muda, tanda keperawanannya telah kudapatkan.
Erangan nikmat kami berdua, terdengar sangat romantis saat itu. Lia belajar sangat cepat, dan ‘Veggy’nya terasa meremas-remas ‘Mr. Penny’ku dengan sangat lembut. Hingga belasan menit kami bersetubuh dengan gaya yang sama, karena ku pikir nanti saja mengajarkannya gaya lain. ‘Mr. Penny’ku sudan berdenyut-denyut tanda tak lama lagi aku akan ejakulasi. Aku tanyakan pada Lia, apakah dia juga sudah hampir orgasme. Lia mengangguk pelan sambil terrsenyum. Dengan aba-aba dari ku, aku mengajaknya untuk orgasme bersama. Lia semakin keras mengelinjang, hingga akhinya aku katakan kita keluar sama-sama. Beberapa saat kemudian aku rasakan air maniku muncrat dengan derasnya didalam ‘Veggy’nya yang juga menegang karena orgasme. Lia memeluk badanku dengan erat, lupa bahwa aku adalah majikannya, dan akupun melupakan bahwa Lia adalah pembantuku, aku memeluk dan menciumnya dengan erat.
Dengan muka sedikit malu, Lia tetap tertidur disampingku di sofa tersebut. Kuperhatikan dengan lega tidak ada penyesalan di wajahnya, tetapi kulihat kepuasan. Aku katakan padanya bahwa permainannya sungguh hebat, dan mengajaknya untuk mengulang jika dia mau, dan dijawab dengan anggukkan kecil dan senyum. Sejak saat itu, kami sering melakukan jika istriku sedang tidak ada. Di kamar tidurku, kamar tidurnya, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan, dapur, garasi, bahkan dalam mobil.
Lia ikut bersama kami hingga tahunan, sampai suatu saat dia dipanggil oleh orang tuanya untuk dikawinkan. Ia dan aku saling melepas dengan berat hati. Namun sekali waktu Lia datang kerumahku untuk khusus bertemu denganku, setelah sebelumnya menelponku untuk janjian. Anak satu-satunyapun menurutnya adalah anakku, karena suaminya mandul. Tapi tidak ada yang pernah tahu..

Kamis, 12 Maret 2015

Tante Conter HP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Nyuci

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante Ndut

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Bekal Malam Jum'at

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Galau

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pembokat Rumah Sebelah

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante Dress Merah

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante CD Pink

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Bulatan Kembar

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Toket Bata Merah

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Toket Mengkilap

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Bantu Lepasin Donk

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Bra PINK !!!

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Bugil Sendiri

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Rambut Jagung

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Bibir Merah I

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Menusuk

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Mencari Lobang

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Mainin Toket Tante

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Nikmatnya

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante Menunggu

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante Malu

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Memek Tante Hijab

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante Clubing

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Meki Mekangkang

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante Pamer Pantat

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Body Bohay Tante

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pamer Memek II

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pamer Memek I

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Pamer Toket

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante Toge

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante Toge

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tante Toge

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Share Pic

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Share Pic

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Share Pic

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Share Pic

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Share Pic

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Jumat, 06 Maret 2015

Anak Tetanggga Yang Mengairahkan




Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota
DKI, nama aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan
170 cm serta berat badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku
memiliki wajah dan tubuh yang sangat ideal untuk seorang
laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku kerja memberlakukan
lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai Jumat, sehingga
setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang merupakan
salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu
aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah
porno, dan menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu
rental yang berada di kompleks tersebut, dan hal itu
berlangsung selama berbulan-bulan.

Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah
aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas
1 SMP yang kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona
dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh
yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan
sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua
bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari
tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top
yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi
ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat
dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan
dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang
ia kenakan, dan yang pasti memeknya belum ditumbuhi bulu-bulu
halus.

Aku sering melihat riska kesekolah setiap hari dengan sengaja
berdiri didepan rumah sebelum aku berangkat kerja atau pada
sore hari sepulang kerja di saat ia sedang jalan-jalan sore di
sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu memandangi riska
dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak menyadarinnya
dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai
membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.

Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan
kemolekan riska setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh
cinta padanya tapi aku suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat
bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi nafsu birahi tersebut aku
tahan dan aku lampiaskan dengan hanya memandangi tubuhnya dari
balik pagar pada sore hari disaat ia sedang berjalan-jalan
dikompleks. Riska selalu menggunakan tank top dan rok mini
setiap akan berjalan-jalan disekitar kompleks bersama kakak
dan sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang
duduk di sma kls 3) dan ini dia lakukan setiap sore.

Seperti biasanya pada sore hari setiap pulang kerja aku selalu
menunggu riska untuk memandangi tubuhnya, tetapi pada saat itu
aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan dengan
sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top
yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih
tembus pandang dan yang tidak terlalu ketat. Dengan sangat
nernafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun
membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu
pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan
marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak
terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideker
didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi
karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh riska dan
yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan
pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin
meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.

Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska
dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya "Duduk sendirian
nih boleh aku temanin," dengan terkejut riska mambalikan
wajahnya dan berkata "eh...... boooboleh." Aku langsung duduk
tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk
dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada
riska "Biasanya bertiga, temennya mana..?", dengan
terbata-bata riska berkata "Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan
temen aku tetapi kakak dan sepupu aku." aku langsung malu
sekali dan kerkata "Sorry." kemudia riska menjelaskan bahwa
kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM.

Riska mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang
jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan
dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi
dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila
dia salah posisi. Diam-diam aku mencuri pandang untuk
melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua
bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang
membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku
menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya
karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun
tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran
dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah
pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap
sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan
kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke
pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku
dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena
semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip
melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik
tank topnya. Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup
kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana
aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan
tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH
yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin leluasa
ber gerilya dipunggunya dan perlahan-lahan menyusup kebukit
kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska
yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH
riska tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu
riska mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat
berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan
aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang
membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya
telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia
berkata "Terusss.. nikmattttt.. Ommmm........... ahh..
ahhhh...." Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian
tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai
memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan
terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya,
kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan CDnya dan
meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata
riska memakai CD model G string sehingga membuat aku berpikir
anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu
membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini
menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD.

Lima menit berlalu terdengar suara riska "Ahh.. terusss Om...
terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh..." hanya kalimat itu yang
keluar dari mulut riska pada saat aku menyentuh dan memasukan
jari tengan aku ke dalam memeknya yang belum ditumbuhi
bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin
menggencagkan seranganku dengan mengocok memeknya dengan
cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut
Riska.
"Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh..
ahhhhhhhhhhhhhh.." riska mengalami orgasme untuk yang pertama
kali.

Setelah riska mengalami orgasme aku langsung tersentak
mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku
dan membisikan kata-kata ketelinga riska "Udah dulu ya.."
dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat adanya
kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku
menyuruhnya pulang sambil berkata "Kapan-kapan kita lanjutkan
lagi," ia langsut menyahut "Ya om sekarang aja tanggung nih,
lihat memek aku udah basah.." sambil ia memegang memeknya yang
membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku
memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh
kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya
masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun
karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih
parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga
terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara
samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah
membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang
pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya
akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya. Setelah aku
sampai di rumah aku langsug mencium BH riska yang ia lupa,
yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung
kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut.

Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan
menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan riska namun
kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi
riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut
telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang
membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian
itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada
saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun
hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku
lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan
dengan kaset tersebut. Hujanpun turun dengan derasnya dan
untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju
keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya
didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP
sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya
basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat
termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai
naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal
dan ternyata benar anak tersebut adalah Riska, dan aku
berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga
bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan
kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On,
maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut
dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang
membuat riska terkejut.

Pada saat riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia "Lo
riska ngak kesekolah nih?" dengan malu-malu riska menjawab
"Ujan om.." aku langsung bertannya lagi "Ngak apa-apa
terlambat."
"Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi."
riska menjawab dan aku langsung bertannya "Jadi ngak apa-apa
ya ngak kesekolah?". "Ia om", riska menjawab dan dalam hati
aku langsung berpikir bahwa selama ini riska tidak pernah
kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah
kesempatan yang aku tunggu-tunggu dan aku langsung menawarinya
untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin
dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan
pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang
samar-samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam
sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.

Melihat riska yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk
mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku
menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu
dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat
riska menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan
sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang,
karena riska telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan
perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti baju tetapi
akan berhenti untuk menonton film tersebut. Setelah beberapa
lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga dan akupun
menuju keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton film
tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok
memeknya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku
memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan
perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh
aktivits memegang dan mengocok memek dan bukit kembarnya yang
ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk
mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku
merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati
riska dari belakang.

Aku berbisik ketelinga riska, enak ya, riska langsung kaget
dan buru-buru melepaskan tangannya dari memek dan bukit
kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi
"Teruskan saja, aku akan membantumu." kemudian aku duduk
dibelakang riska dan menyuruh riska untuk duduk di pangkuanku
yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa riska
menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku
kenakan. Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas
bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher
putih riska, tangan kananku membuka kancing baju riska satu
demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi
BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu.
Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan
meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka
aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang
digunakan riska kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok
riska dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada
saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan
paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan.
Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium
bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara
perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya
dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH
yang membuat riska makin terangsang dan tanpa dia sadari dari
mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

"Ahhhhh terussssssss Omm........ terusssssss....
nikmattttttt..... ahh.... ahhhhhhhhhhh....... isap terus Om..
Ahhhh........ mhhhhhhhh. Omm..."
Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil
bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda,
perlahan-lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata
dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan.
"Ahh ugggh.... uuhh.... agh.... uhh.... aahh", Mendengar
desahan riska aku makin tambah bernafsu untuk mencium
memeknya, namun kegiatanku di perut riska belum selesai dan
aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memeknya
terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga
jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam
memek riska, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan
ukuran memeknya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari
tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga
memek anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari
barulah dapat masuk kedalam memeknya, itupun dengan susah
payah karena sempitnya memek riska. Dengan perlahan-lahan
kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat riska mendesah.
"Auuuuuggggkkkk..." jerit Riska.
"Ah... tekan Omm.. enaaaakkkkk...terusssss Ommm..." Sampai
beberapa menit kemudia riska mendesah dengan panjang.
"Ahh ugggh..., uuhh..., agh..., uhh..., aahh", yang membuat
riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang
menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa riska baru saja
merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku
dari memeknya dan aku meletakan tangan aku tersebut
dihidungnya agar riska dapat mencium bau cairan cintannya.

Setelah beberapa saat aku melihat riska mulai merasa segar
kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan
seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari
striptis, namun riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia
dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan.
Perlahan-lahan riska menanggalkan baju yang ia kenakan dan
tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya
yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string
yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta
dia untuk melakukan posisi doggy, riska pun menurutinya dan
dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.
Dengan melihat riska pada posisi demikian aku langsug menarik
G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan
memeknya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya,
dan akupun mengisap memeknya dari balik G string nya dan
perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga
G string yang riska kenakan berada di ke dua paha mulusnya,
sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat,
meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku.
"Aduh, Ommm...! Pelan-pelan dong..!" katanya sambil mendesis
kesakitan Riska menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya
bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus
menjilati bibir memeknya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan
untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memeknya
dengan cepat yang membuat riska mendesah dengan panjang.

"Uhh..., aahh..., ugghh..., ooohh".
"Hmm..., aumm..., aah..., uhh..., ooohh..., ehh".
"Oooom..., uuhh..." Riska menggeliat-geliat liar sambil
memegangi pinggir sofa.
"Ahhh... mhhh... Omm..." demikian desahannya. Aku terus
beroperasi dimemeknya. Lidahku semakin intensif menjilati
liang kemaluan Riska. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam
memeknya, membuat Riska tersentak dan memekik kecil.
Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memeknya sambil
memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di
dalam sana dengan liar, sehingga riska semakin tidak karuan
menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku
dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya
aku pun membuka BH yang dikenakan riska begitupun dengan G
string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di
untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku
gunakan, tetapi riska masih malu untuk melakukannya, sehingga
aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk
ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang
telah menegang dari tadi. Setelah memegang penis aku, dengan
sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di
turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh riska yang membuat penis
aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20
cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata
riska melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta
riska mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap
dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk
sedalam 8 cm dimulut riska dan akupun memaksakan untuk masik
lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu
membuat riska hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya
dengan pelan-pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil
mengocok-ngocoknya, dihisap-hisapnya sembari matanya menatap
ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang
tiada tara itu. Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit
kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku
yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku
menyuruh riska mengurut penisku dengan menggunakan bukit
kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit
kembar riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan
warna yang semakin merah.

Setelah puas, aku rebahkan tubuh riska disofa dan aku
mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong riska (gaya
konvensional) dan aku buka kedua selangkangan riska yang
membuat memeknya yang telah membesar dan belum ditumbuhi
bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang
telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras,
siap menyodok lubang sanggamanya. Dalam hati aku membatin,
"Ini dia saatnya... lo bakal habis,riska..!" mulai pelan-pelan
aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah,
namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga
dengan hati-hati aku angkat kedua kaki riska yang panjang itu
kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku,
dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian
permukaan memek riska.

"Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh... ghhh... sakit Omm..." jerit
Riska dan terlihat riska menggigit bibir bawahnya dan matanya
terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik
penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba
memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih
rapatnya memek riska walaupun telah basah oleh lendirnya. Dan
setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka
sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar
telah menembus "gawang" keperawanan riska sambil teriring
suara jeritan kecil.
"Oooooohhhhgfg..... sa... kiiiit.... Sekkkallliii....
Ommmmm....", dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memek
riska "Bless, jeb..!"
jeb! jeb! "Uuh..., uh..., uh..., uuuh...", ia mengerang.
"Auuuuuggggkkkk..." jerit Riska.
"Ommm Ahh..., matt.., maatt.., .ii... aku..."
Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan
memek riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk
dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memek
riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir
mungilnya dan membisikan "Tenang sayang nanti juga hilang
sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan."

Sebelum riska sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan
kembali penisku ke dalam memek riska dengan cepat namun karena
masih sempit dan dangkalnya nya memek riska maka penisku hanya
dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak
kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi.
"Uhh..., aahh..., ugghh..., ooohh".
"Hmm..., aumm..., aah..., uhh..., ooohh..., ehh".
"Ooommm...,sakkkitt...... uuhh..., Ommm...,sakitttt...........
ahh".
"Sakit sekali............ Ommm..., auhh..., ohh..."
"Riska tahan ya sayang". Untuk menambah daya nikmat aku
meminta riska menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku
sehingga jepitan memeknya terhadap penisku semakin kuat..
Nyaman dan hangat sekali memeknya..! Kukocok keluar masuk
penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan
keluar penisku membuat riska merasakan sakit pada memeknya.
Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali
penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku
merasa nikmat tidak terkatakan. Kemudian aku meraih kedua
gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan
meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan
kencang, sehingga riska menjerit setinggi langit. Akupun
langsung melumat bibir riska membut tubuh riska semakin
menegang.

"Oooom...., ooohh..., aahh..., ugghh..., aku..., au...,
mau..., ah..., ahh..., ah..., ah..., uh..., uhh", tubuh riska
menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan
mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan
cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku,
namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku
yang panjang..!
Kemudian riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah
mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya.
"Aaww..., ooww..., sshh..., aahh", desahnya lagi.
"Aawwuuww..., aahh..., sshh..., terus Ommm, terruuss..., oohh"
"Oohh..., ooww..., ooww..., uuhh..., aahh... ", rintihnya
lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam
memeknya dan menyentuh rahimmnya.
"Ahh..., ahh..., Oohh..." dan, "Crrtt..., crtr.., crt...,
crtt", air maninya keluar.
"Uuhh... uuh... aduh.. aduh... aduhh.. uhh... terus.. terus..
cepat... cepat aduhhh..!"
Sementara nafas saya seolah memburunya, "Ehh... ehhh... ehh.."
"Uhhh... uhhh.... aduh... aduh... cepat.. cepat Ommm...
aduh..!"
"Hehh.. eh... eh... ehhh.."
"Aachh... aku mau keluar... oohh... yes," dan... "Creeet...
creeet... creeet..."
"Aaaoooww... sakit... ooohhh... yeeaah... terus... aaahhh...
masukkin yang dalam Ommm ooohhh... aku mau keluar... terus...
aahhh... enak benar, aku... nggak tahaaan... aaakkhhh..."

Setelah riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku
kedalam memeknya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang
aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Riska pun semakin
lemas dan hanya pasrah memeknya aku sodok. Sementara itu ...
aku dengarkan lirih ... suara riska menahan sakit karena
tekanan penisku kedalam liang memeknya yang semakin dalam
menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan
pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10
menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan
denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam
lagi, dan..
"Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan... sedikit
lagi.., ayo..!" kudengar pintanya dengan suara yang kecil
sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan
tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu..,
"Seerr..!" terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memek
riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di
badan.

Aku langsung memeluk riska dan membisikan "Kamu hebat sayang,
apa kamu puas..?" diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik
penis aku dari memeknya sehingga sebagian cairan sperma yang
aku tumpahkan di dalam memeknya keluar bersama darah
keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun
memompa memek riska kembali dan ini aku lakukan sampai sore
hari dan memek riska mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi
seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam
bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya "Kok anak
SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi" riska pun
menjelaskannya "bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya"
bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan).
Mendengar cerita riska aku langsung berfikir adiknya saja udah
hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.
Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga.

Setelah kejadian itu saya dan riska sering melakukan seks di
rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang
biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi,
meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan
berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah
horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Riska
sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng
mengunjungi rumah saya, bahkan riska tidak keberatan bila aku
suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani
empat sekaligus temen-temen aku yang membuat riska tidak
sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta
agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat
aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku
senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen
aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak
dan sepupunya.

Untuk ABG yang mau ngesex dengan aku, aku tunggu emailnya. Dan
untuk pembaca, sabar aja, aku akan menulis beberapa
pengalamanku dengan para ABG di sekitar kompleks tempat
tinggal aku diantaranya bersama Yani, Neni (kakak dan sepupu
riska, Dini, Butet, Rhina, Mela, Nurul, dll.., dan adapula
pengalaman ngesex dengan adik ipar kakaku.


TAMAT 

Kamis, 05 Maret 2015

Adikku Pembobolku



Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki.. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri.

Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.

Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap…..

Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali... entah kenapa aku jadi ketagihan... Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri. Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme.

Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku... ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan. Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya.

Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku... Aku sangat terangsang sekali... dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.

Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga... dia menjawab:

"Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki" aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, "emang adik pernah nyobain cewe?" dia bilang "ya, belum kak".... itulah percakapan awal bencana itu.

Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya... lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri... tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan... sekilas aku membayangkan adikku... lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya... Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku... Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku... Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah... aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu... saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya... sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.
"Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya" lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku... begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku...
"Ohhhhh..." katanya.

Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.
"Puaskan aku dong... aku kan belum..." rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku...
"Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca" katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang "kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna"

"Abis pake apa" timpalku, "aku ngga punya baju lagi"

"Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka" katanya

Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi... Tapi "ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga".

Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani... kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku... adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan.

Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

"Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu"

"Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol" katanya

"Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik" kataku lebih berani

"Iya yah..." katanya sambil berdiri dan membuka celananya...

Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

"Kenapa dimatiin" kataku

"Udah cukup panas kak" katanya

Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku "nanti kak".

"Kan udah saunanya " timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

"Kakak udah pernah gituan belum kak" kata adikku

"Belum" kataku, "emang kamu udah..?" lanjutku

"Belum juga kak, tapi pengen nyoba" katanya

"Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya" kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

"Oh kak.... bahenol sekali, aku pengen nyobain kak" katanya dengan nafas memburu.

"Aw... dik ngapain kamu" timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

"Pengen ngentot kakak" katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, "Aku kan kakakm John, inget dong"

Adikku tetap memegang pinggulku "tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget"

"Tolong kak," katanya memelas. Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak".

Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..
"Persetan dengan pacar brengsek" batinku.

"Jangan disini" pintaku.

"Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit" katanya meremas pinggulku.

"Kakak belum siap" kataku.

"Kakak nungging aja, nanti aku panasin" katanya.

Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang...

"Oh... ngapain kamu dik..." kataku tanpa melarangnya.

Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh... gila pikirku... enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

"Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana" rintihku... Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali...

Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..
"Udah panas kak" katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….

"udah...." kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku...

"Jangan bilang siapa-siapa yah dik" kataku.

Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar... dia kesulitan...

"Mana lubangnya kak.." katanya.

Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku...

"Ini dik" kataku begitu tepat di depannya, "gesek-gesek aja yah dik".

"Masukin dikit aja kak" katanya menekan kontolnya.

"aw... dik, gede banget sih" kataku, "pelan-pelan....".

Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit... tapi tidak sampai lepas... terus ia lakukan sampai membuat aku gemas....

"Oh.. dik.... enak.... dik.... udah yah..." kataku pura-pura.....

"Belum kak.... baru kepalanya udah enak yah...."

"Memang bisa lebih enak...???" kataku menantang.

Dan.... langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku"

Aku merasakan perih luar biasa dan "aw.... sakit dik..." teriakku.

Adikku menahan batangnya didalam memekku ....
"Oh...kak...nikmat banget....." dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku...

"Oh, kak... nikmat banget memekmu.." katanya.

"Ssssshhhh... ia dik... enak banget" kataku.

Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.

"Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget..." katanya

Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku...

"Ma kasih kak" katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. "kenapa adikku????"

Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna... Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi...

Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.

Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

Demikian kisah nyataku dengan adikku.


TAMAT

Minggu, 22 Februari 2015

Wanita Haus Seks



"Hallo Nia.."
"Iya Man pa kabar?"
"Baik, kamu ada dimana?"
"Aku lagi di tempat kost temanku nih, main donk kesini teman-teman ku pingin kenalan sama kamu..", katanya
"Ehmm.. di daerah mana?" tanyaku.
"Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang"
"Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya" kataku
"Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..", katanya lagi
"Lho, emang aku mau diapain?", tanyaku penasaran
"Mau diperkosa rame-rame siap nggak?"
"Siapa takut..", jawabku sekenanya

Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.
"Hallo Nia, aku dah di depan nih..", kataku
"Ok aku keluar ya, sabar.."

Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, woww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.
"Iya, ada apa?", jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.
"Firman ya..", kata dia.
"Iya", kataku.
"Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..", katanya dengan senyum nakalnya.
"Oh.. yuk", jawabku agak sedikit tergagap.

Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Nia dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.

Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya, maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula.

Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Nia dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly. Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga "Adekku" langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.

Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku. Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Nia dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.

Nia setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..
Bless.., "Aah..", desah Nia.
Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.
"Ahh.. enak Man terus Man ohh.." desah Melly.
"Ahh.. ohh.sst" desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Ayu.
"Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst" racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.
"Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh.." racau Dita.
Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.
"Ahh.. Man aku keluar Man ah.." desah Nia dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.

Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, "Man ahh.. aku keluar Man.. ah.." sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.

Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.
"Man aku keluar Man ah.. sst ahh.." racaunya.
Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..
"Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah.." desahnya.
Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya
"Ohh yess ohh lick it honey oh.." desah Ayu.
Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks.

Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.
"Ahh.. pelan-pelan Man sakit"
Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu
"Ahh Man sakit ah.." desah Ayu.

Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada teesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.
"Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man.." racau Ayu.
Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.
"Man aku keluar Man ohh.. Man.."
Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.
"Ahh Man aku keluar lagi Man ah.." dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.
"Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh.." racaunya.
"Enak Mel, aah.. esst ahh", racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang 'empot ayam'.
Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata, "Man aku mau keluar Man.. Man ahh"
"Ntar Melll gue juga mau keluar barengan ya ahh" kataku.
Akhirnya, "Man gue nggak kuat Man ah..", ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.
"Ahh gue juga Mell ah..", crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.
Maka seketika itu juga aku langsung meracau, "Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit"
Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari 'peperangan' tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

Terus dia menggoyangkan pinggulnya.
"Ahh.. esst enak Man ah.."
Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.
"Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh.."
Akhirnya, "Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot.."
Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra "Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang" katanya.
"Emang Nia bilang apa?" tanyaku penasaran.
"Kontolku kamu enak, kamu bisa bikin ceweq ketagihan nanti lagi ya" katanya.
Aku hanya tersenyum dan memeluk dia.

Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian. Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.