Nicky Sinten

Jumat, 06 Maret 2015

Anak Tetanggga Yang Mengairahkan




Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota
DKI, nama aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan
170 cm serta berat badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku
memiliki wajah dan tubuh yang sangat ideal untuk seorang
laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku kerja memberlakukan
lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai Jumat, sehingga
setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang merupakan
salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu
aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah
porno, dan menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu
rental yang berada di kompleks tersebut, dan hal itu
berlangsung selama berbulan-bulan.

Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah
aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas
1 SMP yang kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona
dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh
yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan
sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua
bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari
tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top
yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi
ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat
dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan
dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang
ia kenakan, dan yang pasti memeknya belum ditumbuhi bulu-bulu
halus.

Aku sering melihat riska kesekolah setiap hari dengan sengaja
berdiri didepan rumah sebelum aku berangkat kerja atau pada
sore hari sepulang kerja di saat ia sedang jalan-jalan sore di
sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu memandangi riska
dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak menyadarinnya
dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai
membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.

Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan
kemolekan riska setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh
cinta padanya tapi aku suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat
bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi nafsu birahi tersebut aku
tahan dan aku lampiaskan dengan hanya memandangi tubuhnya dari
balik pagar pada sore hari disaat ia sedang berjalan-jalan
dikompleks. Riska selalu menggunakan tank top dan rok mini
setiap akan berjalan-jalan disekitar kompleks bersama kakak
dan sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang
duduk di sma kls 3) dan ini dia lakukan setiap sore.

Seperti biasanya pada sore hari setiap pulang kerja aku selalu
menunggu riska untuk memandangi tubuhnya, tetapi pada saat itu
aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan dengan
sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top
yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih
tembus pandang dan yang tidak terlalu ketat. Dengan sangat
nernafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun
membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu
pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan
marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak
terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideker
didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi
karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh riska dan
yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan
pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin
meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.

Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska
dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya "Duduk sendirian
nih boleh aku temanin," dengan terkejut riska mambalikan
wajahnya dan berkata "eh...... boooboleh." Aku langsung duduk
tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk
dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada
riska "Biasanya bertiga, temennya mana..?", dengan
terbata-bata riska berkata "Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan
temen aku tetapi kakak dan sepupu aku." aku langsung malu
sekali dan kerkata "Sorry." kemudia riska menjelaskan bahwa
kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM.

Riska mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang
jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan
dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi
dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila
dia salah posisi. Diam-diam aku mencuri pandang untuk
melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua
bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang
membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku
menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya
karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun
tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran
dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah
pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap
sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan
kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke
pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku
dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena
semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip
melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik
tank topnya. Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup
kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana
aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan
tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH
yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin leluasa
ber gerilya dipunggunya dan perlahan-lahan menyusup kebukit
kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska
yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH
riska tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu
riska mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat
berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan
aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang
membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya
telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia
berkata "Terusss.. nikmattttt.. Ommmm........... ahh..
ahhhh...." Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian
tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai
memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan
terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya,
kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan CDnya dan
meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata
riska memakai CD model G string sehingga membuat aku berpikir
anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu
membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini
menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD.

Lima menit berlalu terdengar suara riska "Ahh.. terusss Om...
terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh..." hanya kalimat itu yang
keluar dari mulut riska pada saat aku menyentuh dan memasukan
jari tengan aku ke dalam memeknya yang belum ditumbuhi
bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin
menggencagkan seranganku dengan mengocok memeknya dengan
cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut
Riska.
"Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh..
ahhhhhhhhhhhhhh.." riska mengalami orgasme untuk yang pertama
kali.

Setelah riska mengalami orgasme aku langsung tersentak
mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku
dan membisikan kata-kata ketelinga riska "Udah dulu ya.."
dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat adanya
kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku
menyuruhnya pulang sambil berkata "Kapan-kapan kita lanjutkan
lagi," ia langsut menyahut "Ya om sekarang aja tanggung nih,
lihat memek aku udah basah.." sambil ia memegang memeknya yang
membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku
memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh
kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya
masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun
karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih
parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga
terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara
samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah
membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang
pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya
akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya. Setelah aku
sampai di rumah aku langsug mencium BH riska yang ia lupa,
yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung
kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut.

Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan
menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan riska namun
kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi
riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut
telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang
membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian
itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada
saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun
hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku
lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan
dengan kaset tersebut. Hujanpun turun dengan derasnya dan
untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju
keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya
didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP
sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya
basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat
termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai
naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal
dan ternyata benar anak tersebut adalah Riska, dan aku
berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga
bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan
kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On,
maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut
dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang
membuat riska terkejut.

Pada saat riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia "Lo
riska ngak kesekolah nih?" dengan malu-malu riska menjawab
"Ujan om.." aku langsung bertannya lagi "Ngak apa-apa
terlambat."
"Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi."
riska menjawab dan aku langsung bertannya "Jadi ngak apa-apa
ya ngak kesekolah?". "Ia om", riska menjawab dan dalam hati
aku langsung berpikir bahwa selama ini riska tidak pernah
kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah
kesempatan yang aku tunggu-tunggu dan aku langsung menawarinya
untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin
dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan
pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang
samar-samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam
sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.

Melihat riska yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk
mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku
menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu
dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat
riska menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan
sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang,
karena riska telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan
perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti baju tetapi
akan berhenti untuk menonton film tersebut. Setelah beberapa
lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga dan akupun
menuju keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton film
tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok
memeknya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku
memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan
perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh
aktivits memegang dan mengocok memek dan bukit kembarnya yang
ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk
mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku
merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati
riska dari belakang.

Aku berbisik ketelinga riska, enak ya, riska langsung kaget
dan buru-buru melepaskan tangannya dari memek dan bukit
kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi
"Teruskan saja, aku akan membantumu." kemudian aku duduk
dibelakang riska dan menyuruh riska untuk duduk di pangkuanku
yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa riska
menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku
kenakan. Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas
bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher
putih riska, tangan kananku membuka kancing baju riska satu
demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi
BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu.
Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan
meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka
aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang
digunakan riska kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok
riska dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada
saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan
paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan.
Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium
bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara
perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya
dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH
yang membuat riska makin terangsang dan tanpa dia sadari dari
mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.

"Ahhhhh terussssssss Omm........ terusssssss....
nikmattttttt..... ahh.... ahhhhhhhhhhh....... isap terus Om..
Ahhhh........ mhhhhhhhh. Omm..."
Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil
bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda,
perlahan-lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata
dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan.
"Ahh ugggh.... uuhh.... agh.... uhh.... aahh", Mendengar
desahan riska aku makin tambah bernafsu untuk mencium
memeknya, namun kegiatanku di perut riska belum selesai dan
aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memeknya
terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga
jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam
memek riska, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan
ukuran memeknya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari
tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga
memek anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari
barulah dapat masuk kedalam memeknya, itupun dengan susah
payah karena sempitnya memek riska. Dengan perlahan-lahan
kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat riska mendesah.
"Auuuuuggggkkkk..." jerit Riska.
"Ah... tekan Omm.. enaaaakkkkk...terusssss Ommm..." Sampai
beberapa menit kemudia riska mendesah dengan panjang.
"Ahh ugggh..., uuhh..., agh..., uhh..., aahh", yang membuat
riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang
menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa riska baru saja
merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku
dari memeknya dan aku meletakan tangan aku tersebut
dihidungnya agar riska dapat mencium bau cairan cintannya.

Setelah beberapa saat aku melihat riska mulai merasa segar
kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan
seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari
striptis, namun riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia
dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan.
Perlahan-lahan riska menanggalkan baju yang ia kenakan dan
tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya
yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string
yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta
dia untuk melakukan posisi doggy, riska pun menurutinya dan
dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya.
Dengan melihat riska pada posisi demikian aku langsug menarik
G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan
memeknya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya,
dan akupun mengisap memeknya dari balik G string nya dan
perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga
G string yang riska kenakan berada di ke dua paha mulusnya,
sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat,
meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku.
"Aduh, Ommm...! Pelan-pelan dong..!" katanya sambil mendesis
kesakitan Riska menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya
bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus
menjilati bibir memeknya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan
untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memeknya
dengan cepat yang membuat riska mendesah dengan panjang.

"Uhh..., aahh..., ugghh..., ooohh".
"Hmm..., aumm..., aah..., uhh..., ooohh..., ehh".
"Oooom..., uuhh..." Riska menggeliat-geliat liar sambil
memegangi pinggir sofa.
"Ahhh... mhhh... Omm..." demikian desahannya. Aku terus
beroperasi dimemeknya. Lidahku semakin intensif menjilati
liang kemaluan Riska. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam
memeknya, membuat Riska tersentak dan memekik kecil.
Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memeknya sambil
memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di
dalam sana dengan liar, sehingga riska semakin tidak karuan
menggeliat.

Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku
dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya
aku pun membuka BH yang dikenakan riska begitupun dengan G
string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di
untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku
gunakan, tetapi riska masih malu untuk melakukannya, sehingga
aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk
ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang
telah menegang dari tadi. Setelah memegang penis aku, dengan
sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di
turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh riska yang membuat penis
aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20
cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata
riska melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta
riska mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap
dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk
sedalam 8 cm dimulut riska dan akupun memaksakan untuk masik
lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu
membuat riska hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya
dengan pelan-pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil
mengocok-ngocoknya, dihisap-hisapnya sembari matanya menatap
ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang
tiada tara itu. Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit
kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku
yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku
menyuruh riska mengurut penisku dengan menggunakan bukit
kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit
kembar riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan
warna yang semakin merah.

Setelah puas, aku rebahkan tubuh riska disofa dan aku
mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong riska (gaya
konvensional) dan aku buka kedua selangkangan riska yang
membuat memeknya yang telah membesar dan belum ditumbuhi
bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang
telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras,
siap menyodok lubang sanggamanya. Dalam hati aku membatin,
"Ini dia saatnya... lo bakal habis,riska..!" mulai pelan-pelan
aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah,
namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga
dengan hati-hati aku angkat kedua kaki riska yang panjang itu
kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku,
dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian
permukaan memek riska.

"Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh... ghhh... sakit Omm..." jerit
Riska dan terlihat riska menggigit bibir bawahnya dan matanya
terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik
penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba
memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih
rapatnya memek riska walaupun telah basah oleh lendirnya. Dan
setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka
sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar
telah menembus "gawang" keperawanan riska sambil teriring
suara jeritan kecil.
"Oooooohhhhgfg..... sa... kiiiit.... Sekkkallliii....
Ommmmm....", dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memek
riska "Bless, jeb..!"
jeb! jeb! "Uuh..., uh..., uh..., uuuh...", ia mengerang.
"Auuuuuggggkkkk..." jerit Riska.
"Ommm Ahh..., matt.., maatt.., .ii... aku..."
Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan
memek riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk
dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memek
riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir
mungilnya dan membisikan "Tenang sayang nanti juga hilang
sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan."

Sebelum riska sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan
kembali penisku ke dalam memek riska dengan cepat namun karena
masih sempit dan dangkalnya nya memek riska maka penisku hanya
dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak
kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi.
"Uhh..., aahh..., ugghh..., ooohh".
"Hmm..., aumm..., aah..., uhh..., ooohh..., ehh".
"Ooommm...,sakkkitt...... uuhh..., Ommm...,sakitttt...........
ahh".
"Sakit sekali............ Ommm..., auhh..., ohh..."
"Riska tahan ya sayang". Untuk menambah daya nikmat aku
meminta riska menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku
sehingga jepitan memeknya terhadap penisku semakin kuat..
Nyaman dan hangat sekali memeknya..! Kukocok keluar masuk
penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan
keluar penisku membuat riska merasakan sakit pada memeknya.
Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali
penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku
merasa nikmat tidak terkatakan. Kemudian aku meraih kedua
gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan
meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan
kencang, sehingga riska menjerit setinggi langit. Akupun
langsung melumat bibir riska membut tubuh riska semakin
menegang.

"Oooom...., ooohh..., aahh..., ugghh..., aku..., au...,
mau..., ah..., ahh..., ah..., ah..., uh..., uhh", tubuh riska
menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan
mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan
cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku,
namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku
yang panjang..!
Kemudian riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah
mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya.
"Aaww..., ooww..., sshh..., aahh", desahnya lagi.
"Aawwuuww..., aahh..., sshh..., terus Ommm, terruuss..., oohh"
"Oohh..., ooww..., ooww..., uuhh..., aahh... ", rintihnya
lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam
memeknya dan menyentuh rahimmnya.
"Ahh..., ahh..., Oohh..." dan, "Crrtt..., crtr.., crt...,
crtt", air maninya keluar.
"Uuhh... uuh... aduh.. aduh... aduhh.. uhh... terus.. terus..
cepat... cepat aduhhh..!"
Sementara nafas saya seolah memburunya, "Ehh... ehhh... ehh.."
"Uhhh... uhhh.... aduh... aduh... cepat.. cepat Ommm...
aduh..!"
"Hehh.. eh... eh... ehhh.."
"Aachh... aku mau keluar... oohh... yes," dan... "Creeet...
creeet... creeet..."
"Aaaoooww... sakit... ooohhh... yeeaah... terus... aaahhh...
masukkin yang dalam Ommm ooohhh... aku mau keluar... terus...
aahhh... enak benar, aku... nggak tahaaan... aaakkhhh..."

Setelah riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku
kedalam memeknya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang
aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Riska pun semakin
lemas dan hanya pasrah memeknya aku sodok. Sementara itu ...
aku dengarkan lirih ... suara riska menahan sakit karena
tekanan penisku kedalam liang memeknya yang semakin dalam
menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan
pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10
menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan
denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam
lagi, dan..
"Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan... sedikit
lagi.., ayo..!" kudengar pintanya dengan suara yang kecil
sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan
tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu..,
"Seerr..!" terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memek
riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di
badan.

Aku langsung memeluk riska dan membisikan "Kamu hebat sayang,
apa kamu puas..?" diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik
penis aku dari memeknya sehingga sebagian cairan sperma yang
aku tumpahkan di dalam memeknya keluar bersama darah
keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun
memompa memek riska kembali dan ini aku lakukan sampai sore
hari dan memek riska mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi
seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam
bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya "Kok anak
SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi" riska pun
menjelaskannya "bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya"
bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan).
Mendengar cerita riska aku langsung berfikir adiknya saja udah
hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga.
Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga.

Setelah kejadian itu saya dan riska sering melakukan seks di
rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang
biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi,
meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan
berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah
horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Riska
sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng
mengunjungi rumah saya, bahkan riska tidak keberatan bila aku
suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani
empat sekaligus temen-temen aku yang membuat riska tidak
sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta
agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat
aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku
senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen
aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak
dan sepupunya.

Untuk ABG yang mau ngesex dengan aku, aku tunggu emailnya. Dan
untuk pembaca, sabar aja, aku akan menulis beberapa
pengalamanku dengan para ABG di sekitar kompleks tempat
tinggal aku diantaranya bersama Yani, Neni (kakak dan sepupu
riska, Dini, Butet, Rhina, Mela, Nurul, dll.., dan adapula
pengalaman ngesex dengan adik ipar kakaku.


TAMAT 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar